
Mengapa Atlet Berinvestasi di Esports?
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat tren nyata di mana para atlet tradisional mendiversifikasi portofolio mereka dan merambah ke dunia esports yang dinamis. Dulunya hanya terbatas pada penggemar video game, esports kini telah menjadi industri menguntungkan yang menarik tidak hanya para gamer tetapi juga atlet profesional yang mencari peluang baru. Pergeseran strategis ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor menarik yang menjadikan investasi di bidang esports sebagai tawaran yang menarik bagi para atlet.
Yang pertama dan terpenting, industri esports global telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa, dengan basis penggemar yang berkembang pesat dan dukungan finansial yang besar. Pasar esports diproyeksikan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan proyeksi pendapatan miliaran dolar di tahun-tahun mendatang. Para atlet, yang menyadari potensi besarnya, memanfaatkan pertumbuhan ini dengan berinvestasi pada organisasi dan tim esports.
Selain itu, konvergensi olahraga tradisional dan esports meruntuhkan hambatan, menciptakan sinergi yang menguntungkan kedua industri. Para atlet membawa pengalaman berharga dalam disiplin, kerja tim, dan kompetisi ke arena esports, meningkatkan profesionalisme dan legitimasi dunia game secara keseluruhan. Penyerbukan silang keterampilan ini mendorong kolaborasi antara atlet dan profesional esports, sehingga menghasilkan pengembangan inisiatif hybrid yang menarik khalayak yang lebih luas.
Sektor esports telah menarik perhatian para pemimpin olahraga tradisional selama beberapa tahun. Pada tahun 2015, Andy Miller, salah satu pemilik Sacramento Kings, mendirikan NRG Esports, pemilik tim seperti Chicago Huntsmen dan San Francisco Shock. Khususnya, Miller membawa atlet ternama seperti Shaquille O’Neal dan Alex Rodriguez ke dunia esports. Waralaba olahraga besar, termasuk Golden State Warriors, Philadelphia 76ers, dan Cleveland Cavaliers, juga telah berinvestasi di organisasi esports. Bahkan bintang bola basket Steph Curry dari Golden State Warriors mengikuti tren ini dengan berinvestasi di TSM.
MENGAPA ATLET BERINVESTASI DI ESPORTS?
Esports, atau game profesional, sedang mengalami demam emas figuratif. Menurut Business Insidertotal penayangan esports diperkirakan akan tumbuh sebesar 9% CAGR antara tahun 2019 dan 2023. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan jumlah penonton hampir dua kali lipat dalam enam tahun – penonton esports pada tahun 2017 berjumlah sekitar 335 juta. Business Insider memperkirakan penonton esports akan mencapai 646 juta pada tahun 2023.

Atlet lebih sering memanfaatkan pendapatan mereka dari liga olahraga profesional untuk terlibat dalam berbagai peluang investasi. Melalui pemanfaatan sumber daya keuangan yang besar dan merek pribadi yang mapan, para atlet dapat dengan cepat mengubah pengaruh mereka menjadi perusahaan yang makmur. Ilustrasi penting adalah Shaquille O’Neal, ikon bola basket yang pernah memiliki 155 waralaba burger Five Guys. Shaq semakin memperluas portofolio investasinya dengan baru-baru ini bergabung dengan Dewan Direksi Papa John’s, di mana ia berinvestasi di sembilan toko dan menjabat sebagai juru bicara resmi.
Shaq secara pribadi telah memasukkan uangnya ke tim esports, NRG Esports. Memanfaatkan kepribadiannya yang karismatik, ia memberikan lebih dari sekedar dukungan finansial, menawarkan keuntungan pemasaran dan promosi unik yang hanya dapat diberikan oleh orang setinggi dirinya. Ketika NRG memperkenalkan penandatanganan sensasi Fortnite Clix, Shaq mengambil peran penting, memproduksi konten bersama Benjyfishy dari NRG. Para atlet yang berinvestasi dalam tim esports mempunyai potensi untuk menghasilkan promosi crossover, mengumumkan pengumuman yang signifikan, dan menjadikan tim dan para pemainnya sebagai atlet sejati.
Baru-baru ini, semakin banyak atlet yang berani mendirikan organisasi esports mereka sendiri. David Beckham, misalnya, mendirikan Guild Esports pada Juni 2020, dan perusahaan tersebut telah go public di London Stock Exchange, memperoleh dana sebesar $52,3 juta. Juju Smith Schuster, seorang gamer berdedikasi dan penerima lebar untuk Pittsburgh Steelers, baru-baru ini meluncurkan organisasi esports-nya, Diverge Esports. Atlet lain yang memimpin organisasi esports mereka termasuk Jeremy Lin dan Jonas Jerebko.
Kesimpulan:
Kesimpulannya, keputusan para atlet untuk berinvestasi di esports merupakan langkah strategis yang didorong oleh pertumbuhan industri yang eksplosif, konvergensi olahraga dan permainan tradisional, peningkatan visibilitas arus utama, aksesibilitas, dan daya tarik inovasi teknologi. Ketika kedua dunia ini terus saling terkait, hubungan simbiosis antara atlet dan esports kemungkinan akan menghasilkan perkembangan menarik yang mendefinisikan kembali lanskap olahraga dan hiburan.
Jadwal pertadingan malam ini
Situs berita olahraga khusus sepak bola adalah platform digital yang fokus menyajikan informasi, berita, dan analisis terkait dunia sepak bola. Sering menyajikan liputan mendalam tentang liga-liga utama dunia seperti Liga Inggris, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan kompetisi internasional seperti Liga Champions serta Piala Dunia. Anda juga bisa menemukan opini ahli, highlight video, hingga berita terkini mengenai perkembangan dalam sepak bola.